Dia adalah yang pertama kali selalu mengucapkan 'Selamat
pagi' padaku. Dan pasti akan dilanjutkan, "Sarapan apa hari ini?" dan
"Yang semangat kerjanya, ya." Kapan pun dia melakukannya, ada perasaan
hangat di dada. Mungkin memang benar apa kata orang, sangat menyenangkan
ketika kita diperhatikan.
Aku akan senang dengan setiap telpon atau pesan pendeknya
di hpku. Meski itu sekadar, "Hai, kamu sedang apa?" atau "Dor! Hayoo
lagi apaaa? Ngelamunin aku ya?" atau juga sesederhana, "Jangan lupa
makan, nanti maagmu kumat. Kalau aku gak lagi di sana, siapa yang akan
merawat?" Menyenangkan ketika menyadari sebenarnya kita tidak sendirian.
Ada orang di luar sana yang selalu ingin kita baik-baik saja.
Memastikan agar kita tidak kenapa-kenapa.
Malamnya, seperti biasa, dia adalah yang akan mengucapkan
"Selamat malam" entah melalui pesan singkat atau telepon. Kalau
beruntung sinyal sedang bagus, mungkin menggunakan video call. Kami di
kota yang sama, tapi tentu saja tidak tidur di kamar yang sama.
Dia juga yang sering membuatku tertawa, menghiburku ketika
sedang lelah atau berduka. Menemaniku semalaman begadang melalui
telepon kalau aku sedang butuh teman bercerita. Kadang-kadang aku malah
yang sampai ketiduran. Kalau sudah begitu, paginya, pasti sudah ada sms yang dikirim tadi
(pasti setelah aku ketiduran), "Selamat tidur, ganteng. Sampai bertemu
besok pagi. Karena mungkin kamu lupa berdoa, biar aku yang
menggantikanmu berdoa."
Aku selalu tersenyum membacanya.
Dia pernah menangis ketika aku bersedih. Padahal aku
sendiri tidak menangis. Gantian aku yang kemudian menenangkan dia kalau aku tidak
apa-apa. Aku baik-baik saja. Kemudian aku menyadari, kalau baru kali
ini ada yang menangis untukku. Benar-benar baru kali ini.
Pada saat aku berulang tahun malam tadi, dia mengumpulkan
teman-temanku. Sudah membelikan kue, snack, dan minuman ringan. Dia juga
memberikan kado jam tangan karena memang jam tanganku sudah rusak bulan
lalu. Dia tidak bisa datang tentu saja. Kosku tidak boleh memasukkan
perempuan kalau sudah jam 9 malam. Apalagi kejutan yang dia rencanakan
ini tepat jam 12 malam. Tapi dia minta bantuan teman-temanku dan minta semuanya direkam. Dia pun
tidak lupa meneleponku dengan terlebih dulu begadang menunggu jam 12 malam. Yang aku tahu, dia
paling tidak biasa bergadang karena pekerjaannya di depan komputer
sering membuat matanya lelah kalau malam. Tapi tadi malam, lagi-lagi dia melakukannya untukku.
Dia adalah wanita sempurna. Cantik, riang, perhatian, dan
penuh cinta. Dan hatinya itu dijatuhkan padaku. Tidak sedikit, tidak
sebagian, tetapi seluruhnya.
Seharusnya aku bahagia. Seharusnya. Tetapi, ... aku tidak tahu apakah dia akan tetap melakukannya jika
sampai sekarang pun, aku masih berharap bahwa seandainya saja bukan dia
yang melakukan semua itu, tetapi kamu.
Kamu.
@namarappuccino